Pengertian Emosi
Konsep emosi dan pengekspresian emosi oleh sejumlah ahli etologi dan
psikologi juga dilihat sebagai aspek yang deprogram secara genetic.
Sebelum membahas emosi lebih jauh, terlebih dahulu kita perlu mengungkap
definisi dari emosi itu sendiri. Emosi (kadang–kadang disebut afeksi) adalah komponen psikologis yang sulit didefinisikan secara tepat, sebab emosi merupakan keadaan subjektif internal yang sulit untuk diamati.
Paul T. Young menerangkan emosi sebagai
“proses-proses afektif yang kompleks yang bersumber pada
situasi-situasi kehidupan yang dihadapi individu” (1975). Definisi emosi Young ini apabila kita jabarkan menurut bahasa sehari-hari akan berbunyi: “
adalah perasaan yang timbul dalam diri individu pada saat tertentu
hal menimpanya” (individu merasa senang apabila sesuatu yang baik
menimpa dirinya, dan seterusnya). Adapun emosi ini
terjadi atau timbul pada diri individu bisa karena dipicu oleh
kejadian-kejadian internal. Kita bisa merasa sedih, baik karena
mendengar kabar buruk mengenai saudara atau teman, ataupun karena
munculnya ingatan pada diri kita mengenai pengalaman pahit di masa
lampau. Dengan demikian pula dengan emosi atau perasaan yang
menyenangkan. Kita bisa mengalami perasaan yang menyenangkan apabila
kita mendengar sapaan manis dari orang lain, juga kita bisa mengalami
perasaan yang menyenangkan pada saat kita membayangkan pertemuan dengan
yang kita cintai.
Young mengemukakan bahwa salah satu cara yang mudah untuk memahami emosi adalah
membayangkan situasi pada saat kita tidak mengalami emosi-emosi yang
kuat atau mengalami keadaan emosi yang netral. Apabila perasaan kita
berubah dari keadaan netral ini, maka kita menjadi emosional. Perubahan
dari titik sentral ini bisa ke arah keadaan positif (senang, bahagia, santai) bisa juga kea rah keadaan emosi negative (sedih, marah, takut) tergantung pada situasi atau kejadian yang kita hadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar